tanpa judul

(1.22.2008)



PEMERINTAH (GOVT) tidak akan memberimu apa-apa kecuali kau mencium pantatnya, menjilat bokongnya atau bahkan menjadi anjingnya.
(anonymous)

Di seantero dunia, setiap menjelang suksesi kepemimpinan (pemilu kata orang indonesia) mereka pun mengumbar janji, kesejahteraan, keamanan dan sejumlah janji serapah. Diumbar ibarat lelaki buaya merayu gadis. Suksesi selesai, ada pemenang ada yang kalah. Setelah itu cerita tidak perlu dilanjutkan karena akibatnya adalah kesengsaraan dipihak masyarakat, rakyat kebanyakan. Sungguh kasihan dan menyedihkan.


Haruskah kita terus menjadi korban?, dan diam melihat itu semua adalah pengingkaran terhadap eksistensi diri. Konon, pada awalnya kita diciptakan bebas-merdeka oleh tuhan. Namun seiring berjalannya waktu kebebasan, percaya diri dirampas oleh institusi dimana kita pertama kali mengenal huruf (sekolah), atau industri/korporasi ketika kita jadi buruh/karyawan, atau dengan ikhlas dan sukarela diserahkan pada negara dengan asumsi kita tidak bisa mengatur diri kita sendiri. Akibatnya keberadaan ribuan bahkan puluhan juta orang ditanggung/dijamin/diatur oleh segelitir orang (presidan,raja,pm dsb) dan teman-temannya. Dominasi segelitir orang terhadap banyak orang. Dominasi secara inhern menurunkan dan merendahkan diri, karena meletakkan kehendak dan penilaian orang yang didominasi di bawah kehendak dan penilaian yang mendominasi, sehingga menghancurkan derajat dan harga diri yang hanya datang dari otonomi personal. Lagi pula, dominasi, memungkinkan dan pada umumnya memunculkan eksploitasi, yang merupakan akar dari ketidaksetaraan, ketidakadilan, kemiskinan, dan gangguan sosial.

Dominasi muncul, karena adanya segeintir orang yang mengaku memiliki kekuasaan. hukumnya seperti lingkaran setan rebut-pertahankan-rebut pertahankan dan seterusnya. Negara/korporasi adalah media langgengnya dominasi. Pengingkaran terhadapnya adalah sebuah kemestian jika kita ingin hidup bebas-merdeka. tanpa dominasi, tanpa ketidakadilan, tanpa tuan. Andalah tuan bagi dirimu sendiri.

Dan akhirnya andalah penentu semua hidup anda,ingin santai atau tersiksa rutinitas yang membosankan.

Terakhir sekali:
Bukan ku enggan pikirkan masa depan,
tapi ku enggan hidupku jadi beban,
terjebak aturan yang menyesatkan (song).

Posted in